Tidak untuk Kali Ini
Kepada selembar kertas concord hijau di meja, aku bergumam pelan sekali. Bagaimana harus mengungkapkannya ya? Anakku kini semakin dewasa. Ia sudah pandai berkata-kata layaknya pembawa acara di televisi. Bahkan ia semakin cerdas saja menggunakan teknologi canggih seperti notebook –yang kukira seperti buku, ternyata lebih dari itu!- dan internet. Masih kuingat ketika dulu ia tak sanggup bertahan dalam posisi duduk saat kupotong rambutnya. Ia seketika melonjak dari kursi menuju mainannya sambil menggaruk punggungnya yang gatal karena potongan rambut. Tetapi sekarang pandangannya tak bisa lepas dari sebuah layar mungil itu dalam waktu beberapa jam demi bercakap-cakap di dunia maya dengan temannya. Anakku kini mempunyai pandangan sendiri tentang apapun yang dulu kami anggap sama. Apa ia tak lagi penurut? Sepertinya ia telah banyak belajar dan membaca buku dan internet tentang ilmu pengeta