Posts

Showing posts from September, 2020

Pantulan Warna Zona 1

 Alhamdulillah zona yang cukup menantang di awal, karena kadang butuh keberanian lebih untuk memulai sesuatu dari awal lagi. Belajar berkomunikasi secara produktif memang rasanya nano-nano. Kadang harus melewati badai drama supaya bisa mengerti dan mengambil hikmahnya. Kemudian pada akhirnya bisa mencapai titik yang tak pernah diduga sebelumnya. Lebih dekat dan mengenal orang-orang yang disayang, makin bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat belajar tiada henti.. Mungkin jalan yang dilalui nggak selalu mulus lancar jaya tanpa hambatan, tetapi selama ini saya meyakini pasti ada yang bisa dibawa untuk jadi bekal pembelajaran di zona-zona berikutnya.

KomPro Hari 10

 Penting sekali untuk berbicara di waktu yang tepat dan juga dengan kehadiran yang utuh. Sebab, seringkali miskomunikasi terjadi saat kita terburu-buru. Atau mungkin kita tak sadar penuh apa yang sedang kita lakukan dan katakan. Bisa jadi justru ditangkap berbeda oleh sang penerima pesan. Saya, ibu dan adik sedang merencanakan untuk memberikan kejutan kepada kakak ipar dan ponakan yang lagi ulang tahun hari ini. Tetapi karena ada wisuda di kampus Ibu, jadi super riweh sendiri. Alhasil, ketika terburu-buru ada komunikasi dua arah yang kurang baik. Yang satu merasa sudah menjelaskan, yang satunya masih tak paham dan memutuskan untuk menunggu. Jadinya harus ada drama dulu meskipun tujuan komunikasinya tercapai. Kejutan berhasil dilaksanakan. Pelajaran hari ini tentang komunikasi produktif adalah i'm responsible for my communication result.

KomPro Hari 9

 Ketika obrolan terasa tidak nyaman, rasanya kata-kata tidak bisa keluar dengan sendirinya dan harus agak dipaksa, mungkin memang butuh katarsis untuk mengalirkan emosi. Emosi yang meminta diberikan panggung supaya lega dan tidak menghambat rasa. Saya kemudian meminta video call dengan suami malam lalu karena rasanya benar-benar jenuh hati dan pikiran. Butuh seseorang untuk bisa mendengarkan, tanpa penghakiman. Beruntungnya, suami cukup peka dan mau mendengarkan, sesekali memberikan tanggapan dan tak lupa memberikan semangat supaya saya tidak menyerah dengan keadaan. Rasanya pembelajaran komunikasi produktif selalu berkaitan dengan keselarasan kata dan rasa. Lega sekali sudah bisa mengeluarkan apa yang mengganjal dan melepaskan hal-hal yang tak perlu digenggam.

KomPro Hari 8

 Akhir-akhir ini lagi mellow sekali... lagi ga kuat menahan rindu plus mood ngedrop karena ga bisa memenuhi deadline. Akhirnya jadi curhat panjang dan puas²in nangis di videocall. Untunglah suami masih supersabar ngehadepin bumil satu ini.. alhamdulillah. Berangsur-angsur perasaan jadi lebih netral setelah ngobrol cukup lama dan ditanggapi dengan proper oleh massuami. Diingetin lagi dan disemangati lagi supaya tidak mudah menyerah. Mengontrol kata² juga karena debay bisa merasakan apa yang aku rasakan, doa² katanya juga lebih mudah terkabul.. ya Allah.. jadi malu sendiri kalau mau menyerah padahal sudah dikasih banyak privilege. Semoga jadi titik restart untuk bersyukur lebih lagi..

Kompro Hari 7

Ada kebiasaan yang sebenernya kurang bagus sih tapi jadinya lebih banyak obolan di tengah jalan. Saya dan ibu kalau belanja suka ga pakai list groceries alias ya diinget-inget aja apa yang udah habis di rumah dan ingin dibeli. Lalu seringkali sesampainya di tukang sayur atau pasar jadi kepingin beli macem-macem :)) Tetapi yang paling menyenangkan adalah ketika bisa mengobrol sekaligus jalan pagi mengelilingi kompleks perumahan. Bisa mengomentari tanaman-tanaman dan model-model rumah yang ada. Hehe Saya jadi merasakan quality time dengan ibu melalui cara-cara yang sederhana seperti ini. Meskipun paling pol durasinya ya hanya 30 menit tapi sangat lumayan untuk bisa berdua menikmati pemandangan yang bukan di rumah aja (tetap pakai masker dan jaga jarak) meski hanya untuk ke tukang sayur di ujung kompleks. Komunikasi jadi lebih bermakna kadang bukan karena isi percakapannya tetapi karena dengan siapa dan bagaimana rasa terlibat di dalamnya.

Kompro Hari 6

Ketika menyimak beberapa hal di lini masa, hal yang paling tersoroti adalah kenaikan jumlah kasus pandemi di Indonesia. Ternyata bukannya makin mereda tapi justru di kondisi yang katanya new normal ini malah makin menjadi-jadi. Di kantor suami pun sampai harus lockdown beberapa hari dan akhirnya WFH selang-seling masuknya. Kalau di kantor ibu, cuman disuruh rapid aja tetapi ga pakai lockdown -__- Jadi obrolan seru dengan ibu karena hal ini cukup membuat beliau resah tapi di sisi lain beliau merasa tidak bisa meninggalkan kewajiban selama di kampus sehingga tetap masuk seperti biasa. Saya agak nggak terima dengan kondisi itu dan mulai protes kenapa mesti masuk. Tetap saja, hasilnya ibu masuk kantor tiap hari karena harus mengurusi persiapan wisuda akhir pekan ini yang diselenggarakan secara offline maupun online ._. percakapan harus terhenti karena memang hal ini bukan sesuatu yang bisa dicarikan solusinya. Semua kebijakan bergantung pada institusi masing-masing. Sementara itu saya cuku

Kompro Hari 5

 Ketika mengobrol dengan ayah tentang apa yang kita lakukan untuk bisa menasihati keluarga sendiri terutama masalah kewajiban beribadah ritual... A: ya gimana ya, nyontohin ya sudah.. S: iya tapi belum cukup kalau cuman begitu yah A: trus harus gimana? S: ya harus ada pendekatan, diingetin terus A: hmmm S: harus konsisten juga Kadang memang jadinya kayak terlalu teoritis. Tetapi memang agak sulit pada pelaksanaannya. Setidaknya sudah menjadi bahasan dan dicoba terus setiap hari supaya ada perubahan. Mencari solusi permasalahan memang harus mempertimbangkan FoE dan FoR dari individu masing-masing.

KomPro Hari 4

Bismillah.. Ketika LDR sambil hamil itu emang kerasa banget moodnya makin gampang swinging. Haha Sedikit curhat, sejak pandemi ini, fase bahagia awal-awal hamil mulai menurun berganti jadi agak waswas dan sedih. Sampai pada akhirnya harus berdamai lagi dengan fase yang tidak biasa ini. Semakin tidak ketemu orang dan anak-anak kecil yang kurencanakan sering kutemui di tahun ini. Saya bukan orang yang suka memulai pembicaraan juga bukan orang yang kuat ngobrol lama. Tetapi saya sangat merindukan obrolan yang mendalam, merasakan koneksi dengan orang lain dalam bentuk komunikasi. Dalam komunikasi produktif IP, saya belajar bahwa beberapa hari ini saya masih belum cukup menerapkan karena memang jam terbang yang masih terlalu sedikit alias masih takut-takut memulai pembicaraan. Namun, ketika saya bisa menemukan hal lain dalam komunikasi di dalam rumah secara nyata maupun dengan kawan di dunia maya, saya senang. Menemukan makna baru bahwa seringkali yang membuat salah persepsi adalah komunika

KomPro Hari 3

 Hari ini mencoba untuk belajar komunikasi produktif bersama adik. Kebetulan di rumah lagi ada teknisi yang lagi memperbaiki Wifi dan saya harus pergi ke akupuntur diantar ayah saya. Saya: oh iya kan mau pergi nih, kamu jaga rumah ya.. Adik: lho kok gitu :( Saya: Lho iya kan aku mau pergi sama ayah Adik: aku sama siapa? ibu ikut? Saya: hmm kayaknya sih iya Adik: Lhoo mesti Saya: gimana dong Ibu: ya gapapa ibu di rumah ga usah ikut  Sepertinya memang ada yang error sih hehe.. sebaiknya sih dipastikan dulu sebelum meminta tolong adik buat jagain rumah. Jadi dia nggak insecure. Jadi pembelajaran kali ini adalah poin clear and clarify apalagi saat ingin meminta bantuan seseorang.

KomPro Hari 2

 Alhamdulillah meskipun LDR saya masih bisa berkomunikasi secara intensif dengan suami. Seperti kemarin saat saya sedang mengerjakan laporan untuk keperluan kuliah saya, suami dengan sigap mau membantu. Ketika itu saya dikabari kalau suami sedang libur karena kantor lagi lockdown. Sebabnya pasti udah pada bisa nebak lah ya .___. sedih pokoknya.. tapi ada blessing in disguise karena akhirnya suami jadi ada waktu luang buat bantu saya hehe Lalu saya coba buat menanyakan waktu itu... Paksu: iya nih, jadi jumat diliburin.. Saya: Owalah.. hmm, terus pas jumat rencananya mau ngapain? Paksu: ya olahraga, lari Saya: Ooh, berarti siangnya kosong kan ya? Paksu: iya.. kenapa? Saya: hehe, bantuin ngerjain tugasku dong... Paksu: oh iya boleh, mana-mana? Saya: yeay, makasih mas.. ini..... Nah begitulah meskipun pada akhirnya jumat siang itu wifi di rumah tiba-tiba hilang sinyal dan berakibat menunda pengerjaan apapun. huhu Setidaknya poin komunikasi produktif yang sudah berjalan adalah mencari timin

Komunikasi Produktif Hari 1

 Percakapan pagi ini.. Saya: Pak, udah mau berangkat yaa? Bapak: Iya.. Saya: Ada Lemet, ini mau dibawa? Bapak: Iya mau.. Saya: satu apa dua? Bapak: Dua.. Saya: Oke Komunikasi produktif kali ini yang jadi poin penting adalah clear and clarify, jangan berasumsi sendiri tanpa dasar yang jelas, apalagi ada orangnya. Justru mestinya komunikasi berjalan dengan cara bertanya, memastikan dengan mengkonfirmasi. Pada episode sebelum mengenal komunikasi produktif biasanya yang muncul.... A: Udah mau berangkat ya? B: Iya.. A: (pasti buru-buru, mana sempat bawa sangu makan) B: ini (lemetnya) ada yang makan nggak ya? A: lho mau ta? kirain nggak mau... B: mau.. dibungkusin aja biar takbawa.. A: owalah iya.. Meskipun endingnya sama, tapi prosesnya beda hehe Sekian hari ini :)