Posts

Showing posts from October, 2015

Kapan lagi bisa begini

Ingin sekali membuat zine. Sebuah ruang alternatif untuk mengekspresikan diri. Sebab, menyebalkan jika melihat setumpukan draft yang berteriak minta dimerdekakan. Tapi perlu menyingkirkan kalut kemelut ini. Syuh syuh.

2: Caraku Memandang Dunia Tak Lagi Sama

Izinkan aku sekadar membangun ruang bagi impianku. Izinkan aku memanggilmu anda, supaya ada sedikit jarak yang membuatku lebih leluasa. Ruang itu kini membesar tetapi temboknya kian tipis dan transparan. Anda pun memaksa membuat keakuanku menjadi kita. Kita mengubah apa-apa yang sudah kuletakkan di sana, padahal dulu selalu pada tempatnya. Sampah itu kini tercipta meski tak kuizinkan keluar dari kotaknya. Biar, biar aku yang bertanggungjawab atasnya. Nantilah kubuang kapan-kapan saat tak ada orang. Biar kumengendap-endap di malam senyap supaya besok pagi semua senang. Maaf-ku tiba-tiba meloncat begitu saja hinggap pada tanda tanya. Tak kusangka perlahan kau, wujud revolusi dari anda, menyelidiki semua. Ketika ruang itu bergetar hebat, kau masih di sana entah menungguh runtuhnya. Tapi kemudian kau ambilkan selembar kertas origami berwarna. Lapuk-lapuk yang tak kumengerti kau tutupi dengan kerajinan bangau berdiri. Lalu kudengar ketel berbunyi, saatnya minum teh sambil

1: Just Me

"Pernah kukata, gumpalan awan bisa sangat menyembuhkan, sebuncah resah dan sembilu hatiku." Duh, ngomong apa sih? Anak itu mesti gitu. Tiba-tiba lho, ngigau nggak juelas. Meski, yah, ada benernya sih. Kalau pas lagi sedih terus melihat langit itu... sedihnya jadi berkurang. Kayak ada saklar yang bikin ganti suasana ketika mendongakkan kepala. Suatu saat kutanya, hei, liat langit terus, nggak bosen apa? kayak orang ngelamun pingin terbang tau nggak.. Tapi nggak kesampaian. Kasihan. Dia cuman terkekeh. "Cuman begini yang bikin aku merasa menjadi diriku sendiri, menyatukan kembali bagian dari diriku yang terserakan karena distraksi.. Langit itu, di ujung sana, rasanya seperti tempat kembali."  Nggh. Cegek, kedua puluh tiga kali. Dan.. kata-katanya selalu kuulang seperti rekaman kaset yang diputar pakai pensil, perlahan sambil dikira-kira sejauh mana ingin kuulang perkataannya. Bener lagi. Katanya nenek moyang kita memang berasal dari ujung langit bernama su