Posts

Showing posts from 2012

Menjadi Besar

Tugas sekolah di awal tahun ini sepertinya cukup untuk menambah postingan berguna. Semoga menginspirasi! ^^ Alkisah, seorang bangsawan yang kaya raya yang tinggal di dekat padang rumput yang luas. Ia memelihara beberapa ekor kuda dan kambing untuk diternakkan. Sampai pada suatu hari, kuda dan kambingnya bertambah banyak sehingga ia memutuskan untuk memilih dua pemuda dari keluarga miskin untuk dijadikan pekerja. Dua pemuda ini diberi tugas yang berbeda oleh si bangsawan. Yang berbadan tinggi besar dipekerjakan untuk mengurus kuda, sedangkan yang berbadan kurus dan lebih kecil mengurus ternak kambing. Lalu mereka mulai mengerjakan tugasnya hari itu dengan semangat. Setelah beberapa saat, pemuda berbadan tinggi besar itu berkata dengan arogan, “Hai sobat. Badanku kan lebih besar dan Aku lebih tua darimu. Mulai besok kita bertukar tempat. Kau mengurus kuda dan Aku mengurus ternak kambing. Awas ya kalau sampai tuan tahu! Kalau sampai berani lapor atau menolak, kuhabisi badan ke

Segelas Air Garam

Tekanan yang terasa di akhir persiapan menuju hari perjuangan semakin berat saja. Percaya diri yang dibangun hampir luntur karenanya.Namun di saat seperti ini kita harus cepat-cepat bangkit. Karena keinginan untuk menyerah dan berputus asa hanya akan menandakan bahwa kita meremehkan potensi yang kita miliki sekarang.  Saya yakin dalam momen apapun, masalah yang dihadapi pasti punya solusi. Bersama kesulitan pasti ada kemudahan. Bahkan karena kesulitan itulah kita mestinya menyadari bahwa kita makhluk lemah yang butuh pertolongan-Nya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak memberikan rezekinya dengan dijatuhkan dari langit. Kitalah yang menjemputnya dengan ikhtiar dan doa kita. Namun tidak dengan mengambil milik orang lain. Seperti itu pula ketika kita menghadapi masalah ini. Sebenarnya kita telah diberi jalan keluar yang baik, hanya saja kita mau melakukannya atau tidak. “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan jadilah kalian bersama orang-orang yang jujur.” (At-

Tidak untuk Kali Ini

                Kepada selembar kertas concord hijau di meja, aku bergumam pelan sekali. Bagaimana harus mengungkapkannya ya?                 Anakku kini semakin dewasa. Ia sudah pandai berkata-kata layaknya pembawa acara di televisi. Bahkan ia semakin cerdas saja menggunakan teknologi canggih seperti notebook –yang kukira seperti buku, ternyata lebih dari itu!- dan internet.                 Masih kuingat ketika dulu ia tak sanggup bertahan dalam posisi duduk saat kupotong rambutnya. Ia seketika melonjak dari kursi menuju mainannya sambil menggaruk punggungnya yang gatal karena potongan rambut. Tetapi sekarang pandangannya tak bisa lepas dari sebuah layar mungil itu dalam waktu beberapa jam demi bercakap-cakap di dunia maya dengan temannya.                 Anakku kini mempunyai pandangan sendiri tentang apapun yang dulu kami anggap sama. Apa ia tak lagi penurut? Sepertinya ia telah banyak belajar dan membaca buku dan internet tentang ilmu pengeta

Tepuk Tangan Untuknya

Aku kerap kali merasa bingung apa maksud dari perjalanan hidupku ini. Aku merasa nyaman dengan hidupku yang biasa saja. Bangun tidur, mandi, sholat subuh, sarapan kemudian sekolah. Aku mengikuti pelajaran di sekolah dengan tertib dan pulang tepat waktu. Aku pun juga membaca komik atau novel dan bermain dengan kawanku. Aku adalah anak biasa yang memiliki kualitas menengah di kelas dan tanpa bakat khusus. Tiap semester aku mendapat ranking 15 dari 30 anak. Walaupun begitu aku dengan senang hati menerimanya. Tak kusangka ternyata orang tuaku merasakan hal yang berbeda. Ibuku sering memuji anak tetangga ataupun temanku. Ini demi mendongkrakkan semangatku untuk berprestasi seperti mereka, katanya.  Sedangkan ayahku menjadi pendengar setia bagi orang tua yang lainnya walau merasa risih ketika pertemuan rutin wali murid di sekolah. Mereka bercerita anaknya sering mendapatkan penghargaan dari bidang keahliannya masing-masing. Kawan-kawanku itu disebut-seb