Posts

Showing posts from February, 2019

Apresiasi

Bentuk penghargaan terhadap seseorang memang terkadang sulit diukur. Dan itulah seninya hidup. Kita terkadang berusaha menyenangkan orang lain dan berharap dibalas seperti itu juga. Namun, adakalanya apa yang menjadi ekspektasi tidak terwujud. Nah barangkali memang apresiasi itu tidak dibuat untuk memenuhi harapan yang persis sama seperti yang diinginkan. Tetapi justur apresiasi hadir untuk menjadi penyemangat, bonus, dan kejutan yang siap mewarnai kehidupan kita.

Lebih teliti

Tepat sepekan yang lalu saya agak kurang fokus sehingga berdampak pada performa saat bekerja atau belajar. Saya melakukan beberapa kesalahan sepele seperti menghitung skor sehingga saya harus beristirahat dulu sampai akhirnya fokus lagi. Ternyata memang kebutuhan diri seperti fisik dan mental tidak bisa diabaikan begitu saja. Sebab ketika sakit, konsentrasi berkurang dan malah jika dipaksa semakin memperburuk keadaan. Alhamdulillah setelah menyadari kekeliruan itu, saya menjadi lebih peduli dengan hak yang ada pada diri sendiri agar saya bisa membantu orang lain lebih maksimal.

Mengkroscek Data

Yang paling penting saat menjadi orang dewasa adalah bisa melek literasi guna mengajarkan literasi itu sendiri kepada generasi penerusnya. Terkadang masih kita lihat ada kekeliruan di media sosial yang menyajikan berbagai informasi yang begitu deras. Tetapi kita tidak cukup kritis untuk membedakannya. Informasi yang menarik seperti kesehatan dan topik yang sedang hangat saat itu justru semakin membingungkan orang-orang. Agar tidak terjadi pada kita, kita perlu meneliti lagi dengan logika yang kita asah setiap hari. Dengan begitu, kita tidak mudah termakan omongan atau informasi yang belum tentu benar.

Zero waste

Kalau mau dihitung-hitung, ternyata hidup yang tidak memegang value zerowaste cukup mahal. Justru berkebalikan dengan yang beranggapan zerowaste itu ribet dan mahal. Apa yang saya alami beberapa tahun belakangan membuktikan bahwa saya jadi lebih hemat. Meskipun tidak banyak perubahan yang saya lakukan, tetapi saya yakin kalau banyak yang melakukannya pasti akan berguna. Saya sudah sekitar 4 tahun ini merubah kebiasaan menggunakan pembalut plastik menjadi pembalut kain dan 1 tahun ini beralih menggunakan sikat gigi bambu. Selain itu, dalam beberapa kesempatan saya menolak plastik dan memilih menggunakan kantong sendiri. Saya juga membawa sedotan stainless kemana-mana. Tujuannya agar saya selalu ingat bahwa jajan pun tetap harus zerowaste. Hasilnya saya jadi lebih bahagia karena mengurangi sampah dan kantong pun aman tidak jebol :)

Berdaya Bersama-sama

Saya habis menonton sebuah video menarik, yakni sebuah wawancara dengan sepasang suami istri yang begitu kritis dan cukup idealis. Mereka mencoba untuk menerapkan nilai-nilai yang mereka dapatkan saat pernah tinggal di belahan dunia utara sana. Mereka bercocok tanam alias berkebun di rumahnya sendiri. Bahkan, hasil panennya ya mereka makan sendiri. Ketik berkunjung ke tetangga atau bertemu dengan rekan mereka terbiasa bertukar oleh-oleh, saling memberikan hasil panen mereka. Nah di sini saya berpikir, betapa guyub rasanya dan hemat (tentu saja) saat kita bisa punya kebun sendiri. Lalu menciptakan budaya saling memberi. Indah sekali. Semoga saja ya Indonesia bisa lebih fokus pada kebersamaan dan kolaborasi supaya kita tidak lupa bahwa ada budaya yang tidak hanya mementingkan untung untuk dirinya sendiri tapi untuk bersama.

Mengapa harus Menabung

Kemarin saya habis bermain dengan keponakan saya dari sepupu. Anaknya sangat ceria dan sedang aktif mengasah motorik halus dan kasarnya. Ia pun memiliki mainan yang cukup banyak. Namun, saat itu dia senang asyik sekali memasukkan uang receh ke celengan. Uang koin yang ada cukup banyak sehingga ia cukup betah berlama-lama memainkannya. Sebenarnya sangat sederhana. Tetapi menurut saya, hal ini penting untuk menggambarkan bahwa uang sebaiknya ditabung untuk hal yang lebih berguna. Menabung pun bisa dimulai sejak kecil, sejak anak mengenal uang dan nilanya.

Menyeleksi Barang

Beberapa hari ini saya berpikir banyak tentang barang-barang di rumah yang menumpuk. Saya pikir, sepertinya akan lebih baik jika saya memilah dan memilih di antara buku-buku saya yang mana yang bisa saya kurangi dari lemari. Lalu saya berencana untuk menjual murah beberapa buku yang berpotensi tidak terbaca dalam beberapa waktu ke depan. Semoga saja saya bisa menentukan dengan segera dan menata kembali dengan hati riang gembira.

Klasifikasi Barang

Saat beberes rumah, saya menyadari beberapa hal. Diantaranya, ibu saya selalu membiasakan meletakkan barang di tempat yang sama. Agar nanti ketika mencari mudah ditemukan. Selain itu, barang-barang perlu untuk dikelompokkan berdasarkan jenisnya. Misalnya lemari untuk buku, lemari untuk pakaian, lemari untuk souvenir dan pernak-pernik, dan lain sebagainya. Tempat penyimpanan yang jelas peruntukannya akan sangat memudahkan pekerjaan di rumah. Sehingga semuanya bisa dilakukan lebih efisien.

Memasak

Dalam kegiatan sehari-hari pun kita dihadapkan dengan problem solving menggunakan kaidah matematika. Misalnya ketika kita memasak. Mulai dari menyiapkan bahan, lalu menakar dan mengikuti aturan resep. Kemudian memperkirakan waktu yang digunakan untuk merebus atau menggoreng. Terkadang kita pun kesulitan melakukannya. Tetapi saat sudah memiliki takaran yang pas, semua jadi lebih mudah dan tinggal dibiasakan saja.

Estimasi Keberangkatan

Belajar matematika dalam kehidupan memang tidak sebatas angka. Terkadang kita masih kesulitan untuk memperkirakan persiapan apa dan seberapa lama dalam menghadapi sesuatu. Contoh simpelnya saja saat kita mau berangkat ke bandara atau stasiun kereta. Beberapa waktu lalu, saya pergi ke Solo dengan kereta. Saya yang pada saat itu sedang menyiapkan perencanaan ke Solo, teringat kalau masih ada agenda lain yang harus dilakukan di hari yang sama dengan keberangkatan. Sehingga, saya harus memesan tiket kereta sendiri yang terpisah dengan jadwal rombongan teman-teman saya. Saya juga harus memastikan jika masih ada jarak waktu yang pas untuk perjalanan dari lokasi ke stasiun. Nah, estimasi yang saya lakukan alhamdulillah cukup meski agak mepet bikin deg-degan tapi sampai dengan aman dan tentram :") Paling tidak, saya berhasil manage waktu untuk mendatangi dua kondangan yang cukup jauh itu.. So far, i want to thank myself for being survived those times. Haha