Catatan Masa Muda


Menghambarkan perasaan dengan kesibukan.
Itu adalah misiku kali ini.
Dalam sebulan ke depan aku ingin fokus dengan prestasi. Yak, aku harus bisa mencapai nilai targetku, 3.75, mempunyai karya ilmiah, dan menghafal 1 surat lagi. Gimana caranya?
Aku sudah menyusun strategi untuk menyelesaikan kuantitatifku dan laporan CBCL serta Haper terlebih dahulu di pekan ini. Selain itu setiap hari pukul 18-21.30 khusus mengikuti pesantren di GMI kecuali ahad karena ada tahsin Qur’an jam 8 pagi. Di jam-jam pagi sampai siang ada ujian dengan berbekal mindmap H-2 ujiannya.
Sela-sela waktu digunakan untuk ke perusahaan nyari sponsorship dan ke donatur mumpung lagi puasaan, biasanya banyak yang terketuk hatinya untuk nyumbang-nyumbang di saat seperti ini.
Di waktu sisanya lagi adalah untuk meluangkan waktu di Kabaca setiap sabtu pagi jam 9 sampai sore jam 3. Ahad siangnya mengerjakan karya ilmiah untuk dikonsulkan besok harinya.


Dasar, perencana.

Namaku Biruni Lais. Seorang cendekiawan muslim yang pemberani, kira-kira begitulah maknanya.

Lagi-lagi aku nggak bisa memunculkan keberanianku. Aku terjebak di kubangan lumpur hisap ketakutanku sendiri.
Pikiranku lagi random banget sih. Aaaaargh.

Suatu subuh yang merona langit terbersit warna merah muda, aku mematut diri di depan kaca ruko di mulut gang rumahku.

Hari pertama magang, 17 Juni 2015



-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

WOW. Aku begitu ambisius kala itu :)) Tidak pernah sampai angka IP yg semenakjubkan itu tetapi lulus dengan piagam membuatku cukup kaget dan haru (yeah, my self-esteem was just too low that time). Like i don't deserve it because H- beberapa hari pengumpulan skripsi udah mau nyerah aja buat ngulang semester depan. Luls. But always, His plan always be better than mine.
Beberapa agenda di atas pun ada yang kandas juga. Tapi gapapa, mungkin itu jadi bekal pelajaran berharga buatku dalam menggapai mimpi-mimpi ke depan.

But now, I just want to accept myself, my slow-progressing steps. I know it will be ups and downs. It's okay, kan ada Allah. Life must go on....

Comments

Popular posts from this blog

Onomatopoeia: Ekspresif dalam Kosakata

2: Caraku Memandang Dunia Tak Lagi Sama

Dimulai dari Sampah di Depanmu