Tak Akan Apa-Apa

Seseorang pernah berkata padaku bahwa ekspresi yang paling mudah dalam kata-kata adalah puisi. Jujur dan tak seorang pun berhak menjadi yang paling ahli mendefinisi. Bahkan dirimu sendiri.

"Kita tak perlu menjadi api untuk menghangatkan. Cukup satu peluk untuk menghalau angin membekukan.

Kita tak perlu menjadi es untuk mendinginkan. Cukup satu ucap 'maaf' untuk mengusir panas dari ubun-ubun.

Aku rasa risau tak pernah hilang karena kita tak pernah merasa cukup dan tak mau mengerti bahwa semua bisa disederhanakan.

Aku rasa aku tak cukup berani menampakkan diri karena tembok kekalutan kubiarkan tumbuh tinggi-tinggi."

Katanya, kita terlahir sebagai sebuah seni. Jangan sampai mereka merampas keotentikan dirimu dengan hiruk pikuk dunia yang melelahkan. Biarkan keunikanmu ketergerai bersama aliran sungai yang deras menyegarkan. Biarkan mengalir tulus menuju muaranya.

Sby, 15-08-2016, pukul 08.38

----------------------------------


Hai alterego, sampai jumpa lagi. Senang bertemu denganmu.

Sby, 30-08-2019, pukul 22.21

Comments

Popular posts from this blog

Onomatopoeia: Ekspresif dalam Kosakata

2: Caraku Memandang Dunia Tak Lagi Sama

Dimulai dari Sampah di Depanmu