My Dearest Family


Selama menjadi anggota IP, saya tidak begitu banyak bercerita pada keluarga soal keikutsertaan saya maupun hal-hal yang saya pelajari saat mengikuti kelas. Namun, banyak hal yang akhirnya mendorong saya untuk bercerita lebih jauh setelah menjadi pengurus. Ternyata, ada banyak berlian yang bertebaran di sekitar saya berupa kebahagiaan-kebahagiaan kecil yang luput disadari.

Tidak ada yang lebih indah selain merasakan kehangatan keluarga sampai akhirnya keriuhan dunia di luar sana membuat alpa. Saya pun pernah merasakan dimana keluarga tidak begitu sehangat yang seharusnya. Saya pun juga pernah membandingkan, memprotes, dan menekuri betapa keluarga saya tidak sebaik yang lainnya. Padahal selama ini, keluarga selalu ada untuk menjadi tempat saya pulang, apapun keadaan saya.

Setelah kakak saya tiada, saya semakin merasakan nikmat yang Allah berikan melalui kasih dan sayang bapak dan ibu, adik serta kakak saya. Banyak fragmen dalam kehidupan saya yang berkelindan menjadi satu rangkaian memori indah. Lalu segala hal yang dulu saya pikir tidak pada tempatnya, ternyata terselip hikmah yang begitu banyak. Selama ini mungkin saya abai untuk mencatat poin penting dari hadirnya keluarga di setiap adegan skenario hidup saya. Bapak dengan pikiran penuh pertimbangannya, Ibu dengan taktis dan tekunnya, kakak dengan penuh perhatiannya, dan adik yang sekaligus menjadi teman serumah.

Comments

Popular posts from this blog

Onomatopoeia: Ekspresif dalam Kosakata

2: Caraku Memandang Dunia Tak Lagi Sama

Dimulai dari Sampah di Depanmu