Hari ke 1: Pohon Literasi

Belajar dari Cangkrukan Pendidikan yang pernah kuikuti untuk pertama kalinya di Warung Mbah Cokro, saya memutuskan untuk lebih peduli terhadap literasi. Ternyata literasi yang saya pahami selama ini bukan cuman sekadar banyak-banyak membaca tetapi juga memahami sampai tingkat pengamalan yang lebih kompleks. Saya mengaku selama ini memang semakin jarang membaca buku karena sok sibuk dengan aktivitas di luar. Padahal, sebenarnya banyak scroll timeline waktu yang bisa dialokasikan untuk mengasah literasi.

Gayung bersambut, tantangan IIP kali ini pas sekali dengan semangat yang ingin saya bangun setelah beberapa kali jatuh bangun memperbaiki niat lebih rajin membaca dan menulis. Saya mengikuti tantangan sebelumnya dengan terseok-seok karena merasa masih belum signifikan terhadap perubahan hidup saya. Halah.

Sekarang, niatnya lebih bulat ingin memperbaiki kebiasaan membaca dengan memperkaya pohon literasi yang saya buat. saya mencoba untuk mencari referensi bagaimana pohon literasi itu sebenarnya setelah mendapatkan petunjuk dari kulwapp IPP di grup WhatsApp BunSay 2 Surabaya. Ternyata tidak harus berbentuk pohon juga. Yang penting adalah bagaimana kita memperkaya daun-daun yang merepresentasikan buku-buku yang sudah kita baca. Tujuannya jelas, untuk membuat kita membaca lebih banyak. Terdengar ambisius mengejar kuantitas sekali ya.. tetapi saya ingin setidaknya dengan tugas menuliskan tantangan ini, saya bisa menyerap dan merefleksikan lebih banyak dari apa yang sudah saya baca.


Bismillah.. tantangan ini telah dimulai.

Comments

Popular posts from this blog

Onomatopoeia: Ekspresif dalam Kosakata

2: Caraku Memandang Dunia Tak Lagi Sama

Dimulai dari Sampah di Depanmu