Menikmati Hidup Sederhana

Ketika semua orang sibuk dan menginginkan kesibukan dalam hidup, saya memikirkan hal sebaliknya. Mengapa tidak hadir dalam hidup yang berkecukupan? Tidak memiliki terlalu banyak dan juga tidak merasa kekurangan. Saya membaca berbagai literatur mengenai hidup simpel dan tenang. Beberapa hal di bawah ini mungkin bisa jadi panduan singkat bagaimana orang yang sederhana menikmati hidupnya.

1. Decluttering
Saya belajar mengenai seni merapikan barang dari seorang seniman Jepang yang menjadikan seni ini sebagai passion. Beliau menekuni teknik menata ruang dan barang dimulai dari cara membuang barang yang tidak diperlukan. Sering ditemukan pada banyak rumah, tumpukan barang yang sangat jarang terpakai tetapi sang pemilik merasa enggan untuk membuangnya. Padahal setelah sebulan, setahun, bahkan bertahun-tahun kemudian, barang itu tetap tidak terpakai. Nah, 'penyakit' semacam ini perlu dituntaskan dengan merelakan tumpukan sampah tersebut pergi jauh dari rumah, bisa dengan menjual atau membuangnya begitu saja. Dengan begitu, suasana hati dan ruangan jadi lebih lega.

2. Switch off
Mematikan segala sumber sensasi semisal bunyi dan gambar yang dapat membanjiri pikiran. Terkadang orang takut ketinggalan berita atau dianggap tidak kekinian karen tidak tahu apa yang sedang terjadi di dunia saat ini. Padahal, tidak semua hal harus kita tahu. Informasi yang mengalir begitu derasnya dan dekat sekali dengan kita dapat membuat kita kepayahan menahan arus tersebut. Sebelum pikiran kita 'meledak' karena tak sanggup menampung berita yang tidak perlu (terutama yang negatif) sebaiknya saluran tersebut dikurangi.

3. Melakukan prioritas
konsumsilah hal yang baik dan dibutuhkan oleh diri kita. Mulailah untuk mengamati dengan teliti apa yang kita makan, kita tonton, kita perbincangkan, dan kita dengar dari lingkungan sekitar kita. Lakukanlah hal yang benar-benar penting dan menunjang kemajuan diri.

4. Berbagi
Memberilah lebih banyak daripada menerima. Bayangkan jika yang menerima sesuatu darimu adalah orang yang tidak mampu membalasnya. Rasakan betapa nikmatnya manfaat yang dapat ia terima dari pemberian Allah yang dititipkan melalui dirimu.

Selamat mencoba hidup yang lebih sederhana!

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Onomatopoeia: Ekspresif dalam Kosakata

2: Caraku Memandang Dunia Tak Lagi Sama

Dimulai dari Sampah di Depanmu