Hari 10: It's okay not to be okay

Pikiran saya sering berlari ke masa depan atau ke masa lalu. Pada saat yang sama, saya masih ingin menikmati masa kini yang sayang banget kalau terlewatkan. Dalam beberapa hal, saya bisa merasakan sesuatu seperti dejavu dengan sangat intens dan logikanya malah nggak jalan. Tapi di hal yang teoritis, saya bakal berpikir jauh tentang bagaimana jika begini dan logikanya akan seperti apa. Kemudian saat pikiran kembali ke saat sekarang, yah ternyata nggak relevan. Somehow, it makes me anxious.

Akhir-akhir ini, saya mencoba menyelami diri sendiri dan mengajak bicara yang ada di dalam sana. Sebenarnya apa yang kamu rasakan sekarang, coba deh diutarakan. Jangan menghindar, katakan saja, lalu coba sandingkan dengan suara dari pikiranmu... Semakin ke sini, semakin terlatih.

Saya berusaha untuk belajar mengenali diri sendiri untuk nantinya saya bisa bangkit ketika saya menghadapi kesulitan-kesulitan hidup dan menjadi agen kebaikan untuk mengajak orang lain bersama-sama mengalaminya.


Comments

Popular posts from this blog

Onomatopoeia: Ekspresif dalam Kosakata

2: Caraku Memandang Dunia Tak Lagi Sama

Dimulai dari Sampah di Depanmu