Hari ke-9: Merapikan ala KonMari



Saya lagi suka beres-beres di rumah meski rasanya berabad-abad tidak beres juga. Ternyata yang saya lakukan saat merapikan berbagai hal di rumah ini tidak efektif dan justru membuat saya harus beres-beres lagi di lain waktu. Ini cara lama yang diajarkan ibu saya yang cukup sibuk sehingga beliau selalu menyarankan untuk membongkar satu laci dan menyusunnya, baru berganti ke laci yang lain. Dan ternyata di waktu lain, saya perlu membongkar laci yang telah disusun tersebut karena lupa menaruh dimana atau ternyata ada barang-barang yang hanya menjadi timbunan tapi saya eman membuangnya.

Saya bertemu dengan bukunya Marie Kondo saat ada topik tentang berberes di rumah di salah satu kulwapp IIP kalau tidak salah. Cepat-cepat saya pesan bukunya melalui toko Gramedia online dan berharap dapat diskonan (tetep). Tetapi saya tidak begitu peduli soal harga karena pas sekali saya sedang membutuhkan buku ini dan lagi ada anggaran belanja buku.

Meskipun begitu saya ternyata tidak bisa menghabiskan buku ini begitu saja. Saya lebih banyak merenungkan apa yang saya lakukan selama ini saat merapikan barang atau file di komputer. Ternyata sangat jauh dari ekspektasi saya, saya pikir dengan merapikan sebagian, itu akan membuat semua jadi lebih mudah. Ternyata justru kalau sejak awal kita mencoba untuk membongkar dan mengikhlaskan barang-barang yang bertumpuk jadinya malah lebih cepat dan mudah. Saya pun belajar untuk membedakan mana yang memang saya perlukan dalam jangka panjang dan mana yang tidak.


Comments

Popular posts from this blog

Onomatopoeia: Ekspresif dalam Kosakata

2: Caraku Memandang Dunia Tak Lagi Sama

Dimulai dari Sampah di Depanmu