Berteman Lintas Zaman

Mengenal generasi selain generasi sendiri membuat lebih mawas diri. Bertemu dengan generasi baby boomers alias sebelum 1940-an hingga 1960-an memberikan kesan kehidupan yang penuh dengan kerja keras. Mereka dulunya lahir di zaman pasca kemerdekaan Indonesia saat masyarakat masih hidup sederhana. Dalam kondisi seperti itu, makanan sejenis nasi dan lauk tempe saja sudah istimewa. Ditambah lagi pendidikan sangat sulit dijangkau kecuali bagi kalangan berdarah biru atau keturunan campuran Belanda. Begitu mereka dewasa, perjuangan masih mewarnai hidup mereka yang bekerja keras demi bisa menyekolahkan anak-anaknya dan memberi asupan terbaik untuk keluarga. Tak lupa, merekalah yang siap siaga mendisiplinkan anak mereka dengan begitu keras agar siap menghadapi kerasnya hidup. Semua mereka lakukan agar generasi selanjutnya tidak mengalami kesusahan yang sama.

Generasi selanjutnya adalah generasi X yang lahir di tahun 1970-an hingga pertengahan 1980. Berteman dengan post-boomers ini membuat kita tahu bahwa menjadi mandiri itu penting. Pendidikan mulai tersebar ke berbagai kalangan dan membuat mereka memahami bagaimana menghadapi hidup yang kompetitif. Usia mereka yang kini sekitar 40an menunjukkan posisi mereka yang berada di puncak karir bahkan keseimbangan antara urusan keluarga dan pekerjaan. Mereka pula yang mulai menempati jabatan penting di pemerintahan sembari beradaptasi dengan teknologi yang semakin canggih.

Generasi Y muncul sebagai penerus sekaligus perombak. Dilahirkan ditahun 1980-an hingga 1990-an saat teknologi nirkabel sedang berkembang. Mereka yang dipanggil milenial ini sudah akrab dengan istilah PC (Personal Computer) dan gemar memainkan video games. Berteman dengan generasi ini cukup menyenangkan karena mereka sangat terbuka dengan hal baru yang menarik dan berbeda dari yang pernah ada. Meski begitu, terkadang kadar gengsi pada teman yang menyerang generasi ini membuat mereka tak bisa berpikir jernih dan malah menghabiskan banyak uang yang mereka miliki.

Ketika gawai muncul dan semakin beragam jenisnya, generasi Z terlahir. Sekitar pertengahan tahun 1990-an, Indonesia mengalami perkembangan teknologi digital dan dunia maya yang cukup pesat sehingga membuat generasi ini dijuluki generasi internet. Mereka tumbuh dengan begitu cepat seiring cepatnya mereka berselancar di media sosial yang tak hanya satu dua. Sehingga, kadang berteman mereka lebih mudah dilakukan di dalam aplikasi gawai daripada dunia nyata. Permainan yang mereka suka juga berbasis digital sebagai dampak dari sedikitnya kesempatan bermain di lahan yang semakin sempit.

Semua generasi memiliki keseruan masing-masing saat menjalani pertemanan. Setiap karakteristik menambah warna dalam kehidupan dan optimisme di masa depan. Jadi, tak ada salahnya jika kita memulai untuk berteman lintas generasi bukan?

Comments

Popular posts from this blog

Onomatopoeia: Ekspresif dalam Kosakata

Dimulai dari Sampah di Depanmu

Kemandirian Hari ke 3