Teman dalam Mimpi

Mimpi punya harga diri...

itu adalah kalimat yang selalu terlintas setiap saya mengobrol dengan teman-teman yang sedang berjuang. Tahun ini adalah tahun dimana kebanyakan dari teman saya sedang semangat-semangatnya merengkuh mimpi. Ada yang barusan lulus kuliah, ada yang baru saja diterima kerja, ada juga yang sedang membangun rumah tangga impian para jomblo. Yang jelas, mimpi-mimpi itu membuat mereka kian sibuk meniti jalan yang kadang terasa melelahkan. Memang itulah harga yang harus dibayar untuk meraih sebuah mimpi.



Hanya mereka yang percaya bahwa mimpi mereka berharga yang bisa memperjuangkannya. Kadang saya sendiri tak yakin pada kemampuan untuk mencapai cita-cita. Aduh, kayaknya susah deh, kok belum apa-apa sulit gini ya, memangnya benar ya ini jalan saya? Teman saya kadang jauh lebih percaya ketimbang diri saya sendiri. Ketika mulai merasa inferior, minder, impostor, you name it, ada teman saya yang mengingatkan.

"He, sadaro ta, kamu lho yang punya mimpi," kira-kira seperti itulah katanya. Ditambah dengan raut wajah keheranan, ia melihat diri saya mampu, tidak seperti yang saya keluhkan.

Suatu ketika saya dan beberapa teman bermain permainan papan besar yang namanya Dream Challenge (kalau tidak salah sih, saya lupa, hehe). Pokoknya, dalam permainan itu peserta dibimbing untuk menuliskan mimpi dalam bentuk jurnal yang cukup rinci. Dipandu oleh seorang coach, kami meletakkan rel kereta bergantian sebagai langkah dari start menuju ke finish. Tidak boleh hanya gambaran secara umumnya, tetapi harus lengkap dengan tanggal kapan diwujudkan, dimana dan komitmen yang disaksikan oleh siapa nantinya untuk menjaga mimpi itu konsisten diraih.

Hasilnya?

Teman saya berhasil membuat sebuah taman baca di daerah Nganjuk dan saya berhasil bertemu dengan orang-orang yang ingin saya ajak kolaborasi menulis :D Yah meskipun tidak persis seperti gambaran detail di jurnal impian, kami tetap yakin impian itu bisa diraih kalau niat dan menuliskannya serius (iya, banget, sampai ada tanda tangan komitmennya).

Kini, impian selanjutnya akan kami raih, in syaa Allah :)

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Onomatopoeia: Ekspresif dalam Kosakata

Dimulai dari Sampah di Depanmu

Kemandirian Hari ke 3