Berteman dengan Anak-Anak

Berteman dengan anak-anak seperti menyentuh sisi humanis kita yang apa adanya. Sifat anak-anak pada umumnya suka memaafkan. Walaupun bertengkar karena hal yang sepele tapi hebohnya luar biasa, mereka biasanya bisa berbaikan dan bermain seru lagi esok harinya. Anak-anak juga punya rasa ingin tahu yang besar. Sehingga, mereka lebih menghargai perbedaan dan informasi yang baru ia ketahui sebagai hal yang menarik.

Saya pernah terlibat dalam beberapa proyek sosial bersama anak-anak jalanan. Meskipun mereka keliatan garang, hati mereka lembut dan mudah untuk menerima kebaikan. Ketika dapat hadiah sering rebutan tetapi saat kami berbagi cerita mata mereka berbinar dan antusias. Mereka juga suka menunjukkan rasa sayang mereka dengan memeluk kakak-kakaknya atau bermanja-manja. Sama saja seperti anak kecil pada umumnya. Mungkin keburukan yang terlihat selama ini hanyalah efek dari pembiasaan orang-orang terdekatnya yang tidak tahu cara mendidik anak.

Di taman baca penuh kenangan yang bernama Kafe Baca Ceria (Kabaca), ada beberapa anak yang menjadi pengunjung setia. Tiap kali melewati depan teras rumah Kabaca, mereka selalu sempatkan datang dan bertanya, "Tante, Kak, kapan ada acara lagi?"

Dan kata-kata sederhana itu sukses bikin saya mewek terharu. Padahal kami, para pengasuh Kabaca itu tidak jarang menunda acara, bahkan membatalkannya. Anak-anak itu tidak pernah lupa apa yang sudah kita bagi kepada mereka meskipun ada kekurangan. Hingga mereka rindu karenanya.

Bermain bersama mereka membangkitkan pikiran kreatif yang selama ini buntu karena rutinitas orang dewasa. Hal yang tak mungkin seakan bisa jadi mungkin karena imajinasi kita terbuka. Rasa percaya diri pun tumbuh seiring gelak tawa dan sambutan akan ide-ide baru mereka yang kadang liar dan penuh warna. Ternyata, untuk bahagia tidak harus jaim dan banyak gaya. Cukup berbagi saja. Apa saja yang kita punya.

Berteman bersama anak-anak berhasil mengajarkan saya untuk merawat fitrah kemanusiaan.


*Baper euy. Sepertinya semua itu akan jadi kenangan.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Onomatopoeia: Ekspresif dalam Kosakata

Dimulai dari Sampah di Depanmu

Kemandirian Hari ke 3